CIGANDAMEKAR (MASS) - Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan menggelar acara Rembuk
Daerah Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020, bertempat di Hotel Horison
Tirtasanita, Rabu (29/07/2020).
Acara dibuka
oleh Bupati Kuningan dan dihadiri oleh Kepala Disdikbud, Ketua PGRI Kuningan,
Ketua Dewan Pendidikan, Rektor Unisa, Dekan FKIP Uniku, sejumlah Kepala SKPD
dan undangan lainnya.
Menurut keterangan dari Kepala Disdikbud
Kuningan Drs H Uca Somantri MSi kegiatan bagian dari merealisasikan misi
pemerintah daerah yaitu mewujudkan manajemen layanan pendidikan dan kesehatan
yang merata, adil, berkualitas serta berkelanjutan.
“Dengan tujuan
terbangunnya komitmen strategi dan upaya meningkatkan kualitas pendidikan di
Kabupaten Kuningan,” jelasnya.
Kemudian untuk
memformulasikan strategi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan Kabupaten
Kuningan berdasarkan analisis terhadap kondisi logistik.
Adapun materi rembuk daerah lanjut dia, didasarkan
pada beberapa isu strategis seperti mengoptimalkan pendidikan terhadap 3 pilar
pendidikan melalui akreditasi sekolah.
Hal ini sesuai
dengan standar nasional yang juga sesuai dengan pernyataan Bupati yaitu sekolah
yang terakreditasi baik harus ditunjang dengan sarana dan prasarana yang
memadai dan tenaga pendidik yang berkualitas.
Kemudian
manajemen kepagawaian, Pemerintah desa dalam pengelolaan PAUD. Diharapkan ke
depannya di tiap-tiap kecamatan terdapat TK negeri.
Lalu, jaringan penanganan keberlanjutan pendidikan
bagi penduduk miskin belum optimal. Serta masih ada desa dengan jaringan lemah
dan diharapkan dapat segera normal.
Hal lainnya
yakni kebijakan mengintegrasikan pengembangan budaya lokal dengan sistem
pendidikan Kuningan yang masih perlu
ditingkatkan.
Selain itu
juga hubungan dan akses bagi siswa yang
memiliki kompetensi di bidang akademik dan non-akademik masih kurang. Keberpihakan
struktur anggaran daerah terhadap pendidikan masih perlu ditingkatkan.
“Dan strategi
pembelajaran di tengah pandemic Covid-19, dimana ada beberapa orangtua yang
ingin anaknya bisa segera kembali belajar di sekolah,” sebut Uca.
Sementara Bupati Kuningan H Acep Purnama, SH MH
menyampaikan bahwa masih banyak yang perlu dibenahi di bidang pendidikan dan
kebudayaan.
“Oleh sebab
itu, pembangunan pendidikan berfokus pada tiga pilar utama, yaitu meningkatkan
mutu dan relevansi pendidikan, pemerataan dan perluasan akses pendidikan,”
jelasnya.
Selain itu
juga tata kelola pendidikan, serta pelestarian dan pengembangan kebudayaan.
Diharapkan
bersama-sama dapat mengerahkan ide, gagasan, saran, dan pemecahan untuk isu-isu
di bidang pendidikan dan kebudayaan guna mewujudkan Kuningan sebagai Kabupaten
Pendidikan.
“Dan acara
seperti rembuk ini dapat menjadi agenda rutin serta menjadi ajang brainstorming
yang hasilnya dapat dirasakan oleh setiap kalangan, khususnya di bidang
pendidikan dan kebudayaan,” tambah Acep.
Sementara itu Sekda Kuningan Dr H Dian Rachmat
Yanuar MSi ikut memberika materi. Adapun materi yang diberikan adalah Kabupaten Kuningan Menuju Merdeka Belajar.
Ia meyebutkan, bila mengutip pernyataan Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara yakni Jadikan setiap tempat sebagai sekolah, jadikan
setiap orang sebagai Guru. Maka, di era teknologi seperti saat ini, teknologi
hanyalah satu alat bukan segalanya.
“Teknologi
hanya sebagai pendamping, teknologi hanya untuk mengefektifkan dan mengefesiensikan
para guru dalam mendapatkan hal-hal baru dalam mengakses informasi” tandasnya.
Karena yang
terpenting lanjut dia, esensinya yakni kualitas pembelajaran dalam kelas dan
interaksi antara guru dengan muridnya.
Lebih lanjut
Sekda menuturkan, arah kebijakan Pemkab Kuningan dalam sektor pendidikan yakni
peningkatan kualitas sarana dan prasarana, kebijakan anggaran, pendidikan
karakter.
"Hal yang
terpenting adalah pendekatan pendidikan karakter yang harus diajarkan dan
dipupuk kepada siswa, seperti nilai kasih sayang, keteladanan, perilaku,
moralitas dan kebhinekaan.” Ucapnya lagi.
Dengan
penguatan 5 nilai utama karakter antara lain Integritas, Religiositas, Nasionalisme, Gotong
Royong dan Kemandirian.
“Metode lebih
penting dari pada materi/kurikulum, Guru lebih penting dari pada metode. Namun,
ruh/spirit Guru jauh lebih penting dari pada Guru itu sendiri" tutup
sekda. (agus)
EmoticonEmoticon